Selasa, 17 November 2015

Kostrad TNI AD, Pasukan Infanteri paling Unik di Dunia

kostrad_skul
Semenjak Berdirinya dalam lingkungan Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia, Kostrad telah menorehkan banyak catatan gemilang yang sangat berjasa bagi Ibu Pertiwi. Di bentuk pada tahun 1961 semasa kampanye Trikora dalam rangka pembebasan Irian Barat dari Belanda, Kostrad : Komando Strategis Angkatan Darat (Army Strategic Reserve Command) merupakan bagian dari komandO tempur utama milik TNI AD yang memiliki kekuatan personil antara 25.000 sampai 40.000 (tak ad jumlah pasti). Pada waktu kampanye Trikora, Kostrad merupakan salah satu kekuatan Inti Komando Mandala Irian, kemudian berganti nama menjadi Kostrad pada 1963.
Setelah selesai mengikuti misi pembebasan Irian barat, sepak terjang Kostrad makin gemilang di akhir Orde Lama dan di masa Orde Baru. Pasukan dengan baret berwarna hijau berwarna hijau dan memiki lambang senjata sakti Cakra Sapta Agni telah banyak memakan asam garam medan pertempuran, dari Operasi Trikora, penumpasan G30S, Operasi Trisula, PGRS di Serawak, PARAKU dikalimantan Utara, Operasi Seroja di Tim Tim serta menjadi tim pasukan penjaga perdamaian PBB. Nah, Uniknya Kostrad merupakan pasukan Infanteri yang paling sulit dicari tandingannya dari Korps negara lain, keunikan Kostrad karena kemampuan yang dimiliki setiap anggota Kostrad sangat berbeda dari Infanteri kebanyakan. Bahkan bentuk pelatihannya pun beraneka ragam, tak hanya pelatihan standar infantery namun ditambah pelatihan para komando dan spesialisasi lain khas pasukan khusus
Kostradtrooper
Pasukan Kostrad juga memiliki kemampuan terjun payung alias Pasukan Lintas Udara (3rd Airborne Infantry Brigade) menjadikan Kostrad bukanlah pasukan darat biasa, inilah salah satu keunikan Kostrad. Selain itu, didalam kostrad juga memiliki unit-unit lain dengan spesialisasi khusus. Kostrad bahkan memiliki satuan Kavaleri (lapis baja), Batalion Zeni, Artileri Medan, unit pasukan anti teror dan peperangan dalam kota, Raider atao banteng Raider. Sebagai pasukan besar yang siap menjalankan perintah Panglima TNI, Kostrad saat ini memiliki 2 Divisi, yakni 1st Division bertempat di Cilodong Jawa Barat dan 2nd Division di Singasari Malang. Pada taun 2009, 3rd Divison Kostrad di Gorontalo dan Makasar secara bertahap mulai dibangun sampai dengan tahun 2014.
Sumbangsih lain Kostrad bagi Ibu pertiwi antara lain secara berkala mengirimkan pasukan menjaga Perbatasan Republik Indonesia dengan negara tetangga yang diserahkan pada Batalyon Infanteri/Yonif dibawah Kostrad. Dari sekian banyak batalion Infantri Angkatan darat khususnya miliki kostrad, ada salah satu batalyon Infantri yang cukup “ditakuti” yakni, Batalyon Infanteri Lintas Udara 305, Brigif Linus 17/Kujang 1 Kostrad yang bermarkas di Karawang Jawa Barat. Kabarnya Pasukan ini selalu menuntaskan semua misi yang diembannya, memiliki nama lain Yonif 305 Tengkorak karena kesatuan ini memiliki simbol tengkorak mematikan. Seperti Batalyon Raider Kostrad, Yonif Tengkorak juga dirancang sebagai pasukan yang siap diterjunkan dalam perang2 berkelanjutan, semakin panjang pertempuran, semakin ganas dalam mengalahkan lawan.
bukukostrad
cover buku (jihad-defence-indonesia.blogspot.com)
Moto yang dipunyai Kostrad adalah Dharma Putra, merupakan nama dari 7 Prajurit Elite penjaga Raja-Raja Majapahit, bisa  di ibaratkan Kostrad merupakan salah satu pilar utama dalam melindungi keutungan Negara kesatuan Republik Indonesia, Sayang karena termasuk kekuatan negara yang dirahasiakan tak banyak lagi sepak terjang dan detail kekuatan yang bisa ane tuliskan (kayaknya butuh bocoran orang dalam neh :-D), serta persenjataan tempur yang dimilki Kostrad berserta unit-unit didalamnya. Bagi yang ingin tahu lebih detail dan jelas perihal sepak terjang pasukan Kostrad terutama yang ditugaskan sebagai penjaga perbatasan di Kalimantan, bisa membaca buku yang berjudul “Ancaman di Batas Negeri, Kostrad di Perbatasan Entikong ” karya Maria Dominique. Buku ini cocok jadi bahan bacaan anak2 muda Indonesia, agar semakin cinta tanah air.
Salam Komando !

Kopassus, Pasukan Elit TNI yang Bertabur Prestasi

foto: Antara BANDUNG - Sebagai pasukan khusus di TNI Angkatan Darat, Korps Pasukan Khusus (Kopassus) punya tugas berat mulai dari gerak cepat di medan perang, menembak dengan tepat, pengintaian, hingga kemampuan antiteror.Beragam prestasi apik dicatat Kopassus, di antaranya penumpasan DI/TII, operasi militer Permesta, penumpasan G30S/PKI, operasi Trikora dan Dwikora, operasi Pepera di Irian Barat, dan Operasi Seroja di Timor Timur.Kopassus juga berhasil saat membebaskan sandera di Bandara Don Muang Thailand, pembebasan sandera oleh perompak Somalia, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta beragam operasi lainnya.Dikenal dengan pasukan baret merah, Kopassus memiliki motto Berani, Benar, Berhasil. Secara resmi, nama Kopassus digunakan sejak 26 Desember 1986.Sebelumnya, Kopassus sempat memakai beragam nama, di antaranya Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD), dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).Dalam menjalankan tugasnya, Kopassus biasanya tidak melibatkan banyak personel. Mereka lebih banyak bergerak secara tersembunyi dan rapi. Hal itu berbeda dengan infanteri lain yang melibatkan banyak personel dalam operasinya.Anggota Kopassus memiliki kemampuan bertempur jarak dekat dan jauh, baik menggunakan senjata atau tanpa senjata. Mereka juga mampu bertempur dalam segala medan, baik di darat, laut, maupun udara. Kemampuan intelijen dan pengintaian juga jadi kesatuan yang melekat pada setiap individu.Untuk jadi bagian Kopassus, setiap orang wajib memiliki kemampuan fisik dan intelektual yang baik. Bahkan dari segi fisik, anggota Kopassus harus punya ketahanan yang luar biasa.Beragam pendidikan keras pun harus diterima anggota Kopassus selama berbulan-bulan. Mental dan fisik mereka digembleng agar jadi prajurit tangguh.Salah satu yang terberat dalam proses latihan adalah harus bisa berenang sejauh 2 kilometer tanpa henti. Mereka juga harus berenang ponco menyeberangi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.Simulasi perang melawan musuh juga jadi bagian yang wajib dicicipi. Jika ada yang tertangkap 'musuh', yang bersangkutan harus siap-siap mengalami penderitaan.Mereka akan disiksa selayaknya tawanan perang. Hantaman, tendangan, hingga benda-benda keras mendarat di tubuh harus diterima anggota Kopassus. Mereka diinterogasi layaknya musuh yang menyusup ke markas lawan. Hal itu bisa terjadi berhari-hari.Meski penyiksaan tawanan perang dilarang dalam Konvensi Jenewa, hal itu sengaja dilakukan agar para prajurit Kopassus bisa menghadapi berbagai kemungkinan. Singkatnya, prajurit Kopassus akan siap dengan segala risiko pertempuran, termasuk penyiksaan yang bisa saja dilakukan secara terselubung maupun terbuka oleh musuh.Sementara sebagai pasukan elit, Kopassus jelas sangat membanggakan. Beragam prestasi dan pengakuan dunia disematkan pada Kopassus. Berikut ini beberapa prestasi Kopassus dilansir Okezone dari berbagai sumber:1. Membebaskan penumpang pesawat Garuda Indonesia yang disandera teroris pada tahun 1981. Lima teroris menyamar sebagai penumpang dalam pesawat rute Jakarta-Palembang-Medan. Pembajakan selama empat hari itu pun berhasil diatasi.2. Kopassus menempati urutan dua di bawah Delta Force USA dari 35 dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina Austria.3. Kopassus dinobatkan Discovery Channel Military sebagai pasukan elit terbaik ketiga dunia pada 2008 di bawah Special Air Force Inggris dan Mossad Israel.4. Kopassus dipercaya melatih pasukan elit berbagai negara. Salah satunya pasukan Paspampres Kamboja. Negara-negara di Afrika Utara hingga Barat juga dilatih oleh Kopassus.

Mengintip Neraka di Latihan Kopassus
Latihan Prajurit Kopassus (foto: kopassus.mil.id)
Latihan untuk menjadi Prajurit Kopassus (foto: kopassus.mil.id)
Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus dikenal sebagai salah satu pasukan khusus terbaik di dunia. Tidak bisa sembarangan untuk mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut. Para prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia.
Tahapan pertama yang harus dilalui adalah Tahap Basis, yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung. Di sini para calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.
Selesai latihan basis, dilanjutkan dengan Tahap Hutan Gunung yang diadakan di Citatah, Bandung. Di sini para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.
Latihan Prajurit Kopassus (foto: kopassus.mil.id)
Latihan Prajurit Kopassus (foto: kopassus.mil.id)
Dalam Pelatihan Survival para calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan. Dengan latihan ini Para Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.
kopassus
Mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo membeberkan pengalamannya saat mengikuti latihan Komando Kopassus. Pramono menuliskannya dalam buku Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan yang diterbitkan QailQita Publishing tahun 2014.
Mengintip Neraka di Cilacap 
Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. ini adalah latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet. Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
Latihan Pembaretan Kopassus (foto:Kompas)
Latihan Pembaretan Kopassus (foto:Kompas)
“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.
Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu. selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Latihan Pembaretan Kopassus (foto: Antara)
Latihan Pembaretan Kopassus (foto: Antara)
Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang. Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.
Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya. Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka. Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.
Rangkaian Latihan Pembaretan Kopassus (foto: Sindo)
Rangkaian Latihan Pembaretan Kopassus (foto: Sindo)
Selama tiga hari siswa menjalani latihan di kamp tawanan. dalam kamp tawanan ini semua siswa akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.
“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa, namun para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” tulis Pramono Edhie.
Latihan Pembaretan Kopassus (foto: Antara)
Latihan Pembaretan Kopassus (foto: Antara)
Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan. nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70. Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.
“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa,” tutup mantan Danjen Kopassus ini. (Merdeka.com).